PETANI
Raga tua nan renta
dibalut kulit terbakar surya
caping sang mahkota
cangkul sebagai senjata
raga tua nan renta
ditopang tongkat penyangga raga
tertatih meniti pematang
hingga petang menjelang
dipayungi sinar sang surya
menyibak tanah berbalut lumpur
peluh mengucur dari raga sekujur
menyemai benih berharap hidup makmur
Senin, 26 November 2012
Sabtu, 24 November 2012
DIRIKU
Aku lahir 41 tahun yang lalu di sebuah desa di kawasan pegunungan Menoreh tepatnya di Dusun Kedungmenjangan, Desa kalirejo, yang termasuk dalam wilayah kecamatan Bagelen kab.Purworejo.
Rumahku dikelilingi oleh Gunung Agung, Gunung Cabean, dan Mereng Ngalor, dan di tepi sebuah sungai .
Daerah tempat tinggalku ini sangat rawan bencana tanah longsor karena berada di sebuah lembah.
Kehidupan keluargaku amat sangat sederhana karena kedua orang tuaku hanyalah seorang petani ladang dengan tanah yang tidak begitu luas.Untuk mencukupi kebutuhan keluarga ibuku pernah berdagang daun sirih yang dibelinya dari daerah Kaligesing dan kemudian dijual dipasar Jenar atau pasar Krendetan yang pada waktu itu belum ada angkot yang ada hanya Andong atau Dokar tetapi ibuku lebih memilih berjalan kaki karena lebih hemat.
Sejak sekolah di SD yaitu SDN Kalirejo aku sudah terbiasa mandiri walaupun aku sebenarnya anak bungsu .Orang tuaku sibuk untuk mencari nafkah. Untuk urusan makan , mencuci baju, dll. aku mengurusnya sendiri. Pada waktu itu aku jarang sekali pakai sepatu, hanya setiap hari senin barulah pakai sepatu karena harus mengikuti upacara bendera. Setiap kali pakai sepatu kakiku pada lecet hingga berbekas sampai sekarang, kalau orang Jawa bilang kapalan.Jalan menuju sekolah tidaklah mulus naik turun dan juga berbatu. Uang saku dikasih hanya cukup untuk beli es blok senilai Rp.15,00. itupun dikasih jika ada pelajaran olahraga.Setelah SMP aku sekolah d iibukota kecamatan yaitu di SMP PGRI Bagelen yang tentunya jaraknyapun lebih jauh . Kadang-kadang kutempuh dengan naik sepeda tetapi tidak jarang juga berjalan kaki. Aku punya teman akrab sekali selama 3 tahun sekolah di SMP selalu duduk sebangku dia bernama Purnami,tetapi sayang sekarang aku kehilangan kontak dengannya,terakhir ketemu dia pada saat lebaran tahun 2000. Untukmengejar cita-citaku yang dari kecil ingin menjadi guru setelah tamat SMP aku meneruskan ke SPG Bruderan yang pada saat itu sangat terkenal bagus di kotaku. Tidak ada teman satupun dari SMP ku tapi tidak mematahkan semangatku.karena jaraknya yang cukup jauh aku kost di Purworejo tepatnya di Plaosan belakang SD Maria di rumah ibu Margono.Aku sekamar dengan Siti Asiah dia dari daerah Butuh dan sampai sekarangpun aku kehilangan kontak dengannya,maklumlah pada waktu itu belum ada HP jadi sulit untuk berkomunikasi.
Setamat SPG tahun 1989 aku mengadu nasib ke Jakarta,baru tahun 1990 aku mempunyai kesempatan mengabdikan ilmuku di SD Dharma Putra Tangerang hingga tahun 2006. Banyak pengalaman yang kudapat dari sekolah ini dan sekarang kujadikan bekal untuk meniti karirku.Sejak tahun 2006 aku diangkat jadi PNS Kota Tangerang dan mendapat tugas di SDN Poris Pelawad 7 hingga sekarang ini.
Sekarang ini aku sudah dikaruniai 4 orang anak yaitu 3 laki-laki dan 1 perempuan. Mereka merupakan amanah yang harus kujaga dan kubimbing serta kupersiapkan agar kelak bisa jadi manusia yang sholeh dan sholehah ,mandiri,dan mampu menghadapi persaingan hidup.Amin
Rumahku dikelilingi oleh Gunung Agung, Gunung Cabean, dan Mereng Ngalor, dan di tepi sebuah sungai .
Daerah tempat tinggalku ini sangat rawan bencana tanah longsor karena berada di sebuah lembah.
Kehidupan keluargaku amat sangat sederhana karena kedua orang tuaku hanyalah seorang petani ladang dengan tanah yang tidak begitu luas.Untuk mencukupi kebutuhan keluarga ibuku pernah berdagang daun sirih yang dibelinya dari daerah Kaligesing dan kemudian dijual dipasar Jenar atau pasar Krendetan yang pada waktu itu belum ada angkot yang ada hanya Andong atau Dokar tetapi ibuku lebih memilih berjalan kaki karena lebih hemat.
Sejak sekolah di SD yaitu SDN Kalirejo aku sudah terbiasa mandiri walaupun aku sebenarnya anak bungsu .Orang tuaku sibuk untuk mencari nafkah. Untuk urusan makan , mencuci baju, dll. aku mengurusnya sendiri. Pada waktu itu aku jarang sekali pakai sepatu, hanya setiap hari senin barulah pakai sepatu karena harus mengikuti upacara bendera. Setiap kali pakai sepatu kakiku pada lecet hingga berbekas sampai sekarang, kalau orang Jawa bilang kapalan.Jalan menuju sekolah tidaklah mulus naik turun dan juga berbatu. Uang saku dikasih hanya cukup untuk beli es blok senilai Rp.15,00. itupun dikasih jika ada pelajaran olahraga.Setelah SMP aku sekolah d iibukota kecamatan yaitu di SMP PGRI Bagelen yang tentunya jaraknyapun lebih jauh . Kadang-kadang kutempuh dengan naik sepeda tetapi tidak jarang juga berjalan kaki. Aku punya teman akrab sekali selama 3 tahun sekolah di SMP selalu duduk sebangku dia bernama Purnami,tetapi sayang sekarang aku kehilangan kontak dengannya,terakhir ketemu dia pada saat lebaran tahun 2000. Untukmengejar cita-citaku yang dari kecil ingin menjadi guru setelah tamat SMP aku meneruskan ke SPG Bruderan yang pada saat itu sangat terkenal bagus di kotaku. Tidak ada teman satupun dari SMP ku tapi tidak mematahkan semangatku.karena jaraknya yang cukup jauh aku kost di Purworejo tepatnya di Plaosan belakang SD Maria di rumah ibu Margono.Aku sekamar dengan Siti Asiah dia dari daerah Butuh dan sampai sekarangpun aku kehilangan kontak dengannya,maklumlah pada waktu itu belum ada HP jadi sulit untuk berkomunikasi.
Setamat SPG tahun 1989 aku mengadu nasib ke Jakarta,baru tahun 1990 aku mempunyai kesempatan mengabdikan ilmuku di SD Dharma Putra Tangerang hingga tahun 2006. Banyak pengalaman yang kudapat dari sekolah ini dan sekarang kujadikan bekal untuk meniti karirku.Sejak tahun 2006 aku diangkat jadi PNS Kota Tangerang dan mendapat tugas di SDN Poris Pelawad 7 hingga sekarang ini.
Sekarang ini aku sudah dikaruniai 4 orang anak yaitu 3 laki-laki dan 1 perempuan. Mereka merupakan amanah yang harus kujaga dan kubimbing serta kupersiapkan agar kelak bisa jadi manusia yang sholeh dan sholehah ,mandiri,dan mampu menghadapi persaingan hidup.Amin
Langganan:
Postingan (Atom)